Anak Buruh Tani Sumbang Emas Pada Asian Games 2018
Lensa Indonesia. Anak Buruh Tani Sumbang Emas Pada Asian Games 2018.
Satu lagi, anak Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi kebanggan Indonesia. Dia adalah Rio Rizky Darmawan, atlet dayung yang menyumbangkan medali emas pada Asian Games 2018.
Lahir dari keluarga petani, Rio hidup sederhana di daerah pegunungan. Namun, kondisi itu tak menjadi penghalang bagi Rio untuk meraih prestasi.
Pendamping PKH Kecamatan Kulawi Selatan Sigi, Sulawesi Tengah, Aziz Wilkerson mengungkapkan, pemuda kelahiran desa Tompi Bugis pada 27 November 1998 itu dikenal ramah.
“Dia anak sulung dari pasangan Rasna (39) dan Nasir A (40) dan masih memiliki tiga orang adik, Roi Fitrawan masih bersekolah di SMP 13 Palu, Khazana bersekolah di SDI Tompi Bugis, dan Akifa Naila yang masih TK,” papar Aziz Wikerson.
Menurut Aziz, Rio tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang atlet dayung yang membawa nama Indonesia di ajang olahraga terbesar se-Asia.
Pada 2014, sejak masuk di PPLP Sulteng berdasarkan rekomendasi Muh Jufri yang kini menjadi Kepala SMANOR Tadulako Palu, Rio Risky menemukan bakat mendayungnya. “Sejak itulah Rio Risky memulai kariernya menjadi seorang atlet dayung Indonesia,” ujarnya.
Sebelum meraih medali emas pada Asian Games 2018 untuk cabor Dayung Rowing LM8+, Rio juga meraih prestasi di banyak lomba. Di antaranya, POPNAS PPLP 2014 di Makasar meraih juara 4, POPNAS XII di Jawa Barat 2015, meraih 1 perak, Kejurnas Dayung antar- PPLP/PPLPD 2015 di Ambon, meraih 2 emas, PON XIX 2016 di Jawa Barat meraih perunggu, South East Asian Rowing Federation (SEARF) di Vietnam 2017 meraih perak.
Dia juga meraih emas pada ASIAN Rowing CUP di Palembang tahun 2017, serta dua emas di ASIAN CUP II di Singapura tahun 2018.
Satu lagi, anak Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi kebanggan Indonesia. Dia adalah Rio Rizky Darmawan, atlet dayung yang menyumbangkan medali emas pada Asian Games 2018.
Lahir dari keluarga petani, Rio hidup sederhana di daerah pegunungan. Namun, kondisi itu tak menjadi penghalang bagi Rio untuk meraih prestasi.
Pendamping PKH Kecamatan Kulawi Selatan Sigi, Sulawesi Tengah, Aziz Wilkerson mengungkapkan, pemuda kelahiran desa Tompi Bugis pada 27 November 1998 itu dikenal ramah.
“Dia anak sulung dari pasangan Rasna (39) dan Nasir A (40) dan masih memiliki tiga orang adik, Roi Fitrawan masih bersekolah di SMP 13 Palu, Khazana bersekolah di SDI Tompi Bugis, dan Akifa Naila yang masih TK,” papar Aziz Wikerson.
Menurut Aziz, Rio tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang atlet dayung yang membawa nama Indonesia di ajang olahraga terbesar se-Asia.
Pada 2014, sejak masuk di PPLP Sulteng berdasarkan rekomendasi Muh Jufri yang kini menjadi Kepala SMANOR Tadulako Palu, Rio Risky menemukan bakat mendayungnya. “Sejak itulah Rio Risky memulai kariernya menjadi seorang atlet dayung Indonesia,” ujarnya.
Sebelum meraih medali emas pada Asian Games 2018 untuk cabor Dayung Rowing LM8+, Rio juga meraih prestasi di banyak lomba. Di antaranya, POPNAS PPLP 2014 di Makasar meraih juara 4, POPNAS XII di Jawa Barat 2015, meraih 1 perak, Kejurnas Dayung antar- PPLP/PPLPD 2015 di Ambon, meraih 2 emas, PON XIX 2016 di Jawa Barat meraih perunggu, South East Asian Rowing Federation (SEARF) di Vietnam 2017 meraih perak.
Dia juga meraih emas pada ASIAN Rowing CUP di Palembang tahun 2017, serta dua emas di ASIAN CUP II di Singapura tahun 2018.
Komentar
Posting Komentar